Dimana Data dari Akun Media Sosial dan Google Ditampung? - SEEVER BLOG

Breaking

Wednesday, August 21, 2019

Dimana Data dari Akun Media Sosial dan Google Ditampung?

https://www.filmandtvnow.com

“Siapa yang pernah melihat iklan yang meyakinkanmu bahwa mikrofonmu mendengarkan percakapanmu?”
Kalimat tersebut adalah kutipan dari film dokumenter yang mengisahkan skandal penyalahgunaan data pengguna facebook pada pemilu amerika serikat pada tahun 2014. Film yang rilis pada 28 juli 2019 tersebut memberikan gambaran secara gamblang bagaimana internet manambang data dari pengguna media sosial, google , kartu kredit dan divice yang menggunakan  internet lainnya. Data tersebut ditambang dari setiap klik, dan ketikan dari gadget yang anda gunakan berhari-hari. Data yang berisi informasi pribadi tersebut ditampung di kanal besar yang disebut Big Data.
Diera digital seeperti sekarang ini, manusia memang sudah sangat akrab dengan perangkat-perangkat yang saling terhubung dengan internet. Media sosial, mesin pencari, gesekan kartu kredit, TV, kulkas bahkan kendaraan dan perangkat lainnya yang sudah menggunakan teknologi Internet Of Things semuanya menghasilkan data pribadi penggunanya. Setiap klik dan ketikan pencarian menghasilkan data yang menggambarkan kepribadian dari penggunanya.
Dengan sadar setiap akun media sosial yang kita buat akan menyita data pribadi kita seperti, nama, tempat tanggal lahir, tempat tinggal dan data pribadi lainnya. Bahkan di facebook terdapat form pengisian teman dekat dan keluarga. Lalu, pernahkah kita berfikri kemana data dari divice yang sehari-hari kita gunakan? Disimpan dimana? Untuk apa disimpan? Apa ruginya bagi kita jika data tersebut bocor ketangan yang salah?. Dalam artikel ini, saya akan membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
            Dari sekian banyak pertanyaan yang muncul dikepala kita tentang aliran data dari media sosial dan internet yang kita gunakan, bermuara pada satu istilah yang belakangan menjadi perbincangan hangat dikalangan pegiat teknologi informasi, terlebih bagi para pelaku e-commarce, Big Data.
Apa itu Big Data ?

sumber : https://www.robicomp.com
Big data merupakan kumpulan data yang volume datanya super besar, memiliki keragaman sumber data yang tinggi, sehingga perlu dikelola dengan metode dan perangkat bantu yang kinerjanya sesuai [1].  Berbicara Big data berkaitan dengan data yang memiliki volume yang besar, dengan kecepatan (velocity) pengolahan data yang cepat serta variety data yang sangat beragam.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki big data adalah perusahaan yang memiliki data pengguna atau perusahaan yang menuntut adanya akun pengguna. Perusahaan tersebut seperti facebook dan sejenisnya, google, perusahaan e-commarce, serta perbankan.  Data tersebut dikumpulkan dari form pengisian akun pengguna dan aktifitas pengguna.
Facebook misalnya, saat anda membuat akun, anda akan diminta mengisi form data pribadi seperti nama, tanggal lahir, hoby, keluarga terdekat, riwayat pendidikan dan lain sebagainya. Secara sadar anda telah mengalirkan data pribadi anda ke Big data perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut. Tidak berhenti disitu, sertiap riwayat pencarian anda, teman anda, foto yang anda like, artikel atau berita yang anda like dan bagikan semuanya tersimpan dalam Big data Facebook.

Apa Untungnya Perusahaan yang Memiliki Big Data ?
            Jika dulu perushaan-perusahaan terkaya kebanyakan adalah perusahaan minyak, sekarang sudah diambil alih oleh perusahaan yang memilik banyak  Big data. Google, Facebook dan perusahaan e-commarce seperti Alibaba. Sehingga muncul pendapat bahwa sekarang data lebih mahal dari minyak. Pertanyaan selanjutnya, mengapa perusahaan tersebut bisa kaya dengan data?
            Iklan, perusahaan tersebut mendapat pengahsilan dari  iklan. Hubungannya dengan Big data? Setelah mengumpulkan data pribadi dari puluhan juta penggunanya di seluruh dunia perushaan tersebut dapat menganlisa kepribadian penggunanya. Dengan algoritma Artificial Intelegence yang mereka buat, maka ilkan-ilkan akan masuk ke beranda akun penggunanya masing-masing. Sehingga setiap akun akan dimasuki iklan yang berbeda, sesuai dengan data pribadinya masing-masing.

Bagaimana Jika Big Data Jatuh Ketangan yang Salah ?
            Pada tahun 2010, Facebook pernah melakukan eksperimen dengan memanfaatkan informasi pribagi pengguna facebook yang telah tersimpan di Big data mereka. Hasil dari eksperimen tersebut, mereka dapat mempengaruhi orang-orang AS berpartispasi dalam pemilihan anggota kongres.  Empat tahun setelah itu, facebook kembali melakukan eksperimen. Sehingga mereka menyimpulkan berdasarkan informasi pribadi yang terkumpul, mereka dapat membuat penggunanya lebih senang atau lebih sedih. Caranya adalah dengan merekayasa artikel atau berita yang tampil di linimasa target eksperimen mereka.
            Yang saya tangkap dari eksperimen tersebut, melalui informasi pribadi di big data mereka. mereka dapat mengetahui kepribadian yang dimiliki penggunanya. Kalau sudah demikian, privasi kita sebagai pengguna facebook bisa dikatakan sudah masuk ke salah satu slot big data mereka.
            Pada tahun 2014, 50 Juta data pengguna facebook bocor ke salah satu perusahaan yang bergerak dalam pelayanan kampanye politik. Dengan menganalisa data tersebut, mereka menyerang para pengguna facebook dengan berita-berita sehingga dapat mempengaruhi arah pilihan politik mereka pada pemilihan president AS 2016.

Opini SeveerBlog Mengenai Keamanan Bermedia Sosial Dimasa Depan
            Data akun, like yang kita klik, ketikan di beranda pencarian, foto atau artikel yang kita bagikan. Semuanya terekam dalam Big data mereka. Informasi tersebut menggambarkan kepribadian kita. Tidak sebatas itu, mereka juga mengetahui orang-orang terdekat kita. Media sosial telah mengambil alih privasi kita. Siapa yang bias menjamin data tersebut tidak bocor. Perusahaan seperti facebook memang memiliki ketentuan bahwa mereka akan menjaga kerahasiaan data tersebut. Namun, siapa sangka data tersebut bocor daan digunakan sebagai alat kampanye politik.
            "Tidak ada tempat untuk bersembunyi di jejaring sosial," kata Lewis Mitchell, penulis penelitian dari University of Adelaide di Australia. Kita sudah terlanjur memberikan informasi pribadi kita dengan sadar. Dengan kata lain, kita tidak punya privasi lagi. Sewaktu-waktu penyalahgunaan dapat terjadi.
            Teknologi kecerdasan buatan berkembang dengan pesat, analisa data semakin akurat, privasi kita semakin dijerat. Semakin banyak perangkat dan aplikasi yang menggunakan Face Recognition atau scan wajah sebagai kunci keamanan. Sementara itu, foto kita bertebaran di media sosial.
Apa yang bias kita lakukan? Doakan akan dilanjutkan diartikel berikutnya.
Terimakasih bagi yang sudah membaca, semoga selalu berbahagia bagi yang bersedia membagikan dengan teman dan kerabat lainnya. Artikel ini jauh dari kata sempurna, kesalahan sangat informari dan penafsiran sangat mungkin terjadi.

1 comment:

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.net
    arena-domino.org
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete