Sumber : futurism.com |
Cerita
sedikit, jadi beberapa waktu lalu saya sempat berbincang hangat dengan salah
satu dosen saya. Dosen terkece sedunia (wididau wkwk). Sebut saja namanya
Mister A (MahaGuru :D). Kami berbincang mengenai topik penelitian yang sedang
hangat dan masih banyak yang bisa dikembangkan. Kami berbincang serius layaknya
Eisntein and Eddington (anyiiiing), tibalah pada satu topik yang kemudian dan
insyaallah akan fokus saya pelajari. Convolutional Neural Network (CNN). CNN
merupakan bagian dari Deep learning. Jadi singkat cerita, Mr A menyarankan saya
untuk membaca jurnal-jurnal tentang CNN. Ibarat menyelam sambil minum air,
beliau juga menyarankan untuk mereview jurnal-jurnal yang telah say baca dan ditulis
di SeeverBlog. Haaa? Ternyata Dosen Kece ini tau SeeverBlog (Uwaaaw).
Nah,
karena sebab demikian diatas yang telah saya ceritakan, kemungkinan besar
kedepannya SeeverBlog akan banyak menulis review jurnal-jurnal yang berhubungan
dengan Deep Learning Khususnya Convolutional Neural Network dan spesialnya
penerapan CNN pada diagnosa Diabetes melalui citra retina yang insyaallah akan
menjadi topik penelitian akhir S1 saya, (Skripsweet Anyiiing). Doakan lancar ya
kawan-kawan.
Oke,
jurnal pertama yang akan saya riview adalah jurnal Internasional dari “International Conference on Data Science
and Business Analytics”. Karya : Manaswini Jena, Smita Prava Mishra,
Debahuti
Mishra (Department of Computer Science & Informatics, ITER Sikhsa 'O'
Anusandhana University) jurnal asilinya bisa anda dapatkan disini.
A.
Overview
Tujuan dari
penelitian ini adalah mengembangkan model jaringan saraf tiruan untuk
klasifikasi diabetic retinopathy yang
merupakan penyebab utama kebutaan yang disebabkan oleh diabetes. Sebuah
jaringan deep learning berdasarkan fully convolutional neural network dikembangkan
untuk mengklasifikasikan disease dari
citra fundus kamera. Citra kamera fundus yang digunakan adalah dataset dari High-Resolution Fundus (HRF) Jaringan yang dibuat dikembangkan dalam
penelitian ini adalah CNN dengan enam lapisan convolutional layer yang juga diikuti dengan fungsi aktifasi jenis rectified linear unit (ReLu) dan max pooling layer. Model yang
dikembangkan dalam penelitian ini disebut lebih cepat dalam melakukan komputasi
karena tidak semua node yang saling
terhubung, walaupun demikian model CNN ini dapat bersaing dalam segi akurasi
yaitu sebesar 91,66 %.
B.
Latar
Belakang Penelitian
Diabetic
Retinopathy merupakan penyebab utama dari kebutaan di seluruh dunia yang
melibatkan kerusakan vaskular dan saraf pada retina. Efeknya melibatkan
pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal yang menyebabkan perdarahan vitreous
di retina mata, yaitu jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang
mata. Tingginya konsentrasi gula dalam darah merusak dinding pembuluh darah
kecil di mata yang mengakibatkan berganti-ganti struktur dan fungsinya.
Pembuluh darah ini bisa tumbuh lemah, pembuluh yang rapuh yang menyebabkan
kebocoran dan kerusakan.
Diagnosis
penyakit-penyakit ini seperti retinopati diabetik, edema makula diabetik (DME),
katarak dan glaukoma dapat dilakukan melalui citra retina. Peneliti terdahulu
telah banyak melakukan penelitian untuk mendeteksi diabetic retinopathy dengan menggunakan metode CNN tradisional.
Beberapa metode yang mereka kembangkan memang dapat mengahsilkan akurasi yang
tinggi, namun kekurangannya adalah saat membangun jaringan dengan akurasi yang
tinggi menggunakan CNN tardisional menyebabkan proses komputasi berjalan lambat
sehingga tidak efisien. Oleh karena itulah dalam penilitian ini dikembangkan
jaringan CNN yang disebut fully convotional neural network.
C.
Metode
Sebuah model CNN tradisional biasanya terdiri dari convolutional layer, polling layer,
rectified linier units (ReLUs) and fully connected layer. Kerugian dari
jaringan dengan fully connected layer adalah
memperlambat proses training karena adanya
perubahan aturan saat dilakukan proses updating
dari lapiran konvolusi. Oleh karena itu dalam penelitian ini tidak
menggunakan lapisan yang saling terhubung sepenuhnya. Model CNN yang dibangun
dalam penelitian ini ditunjukan pada gambar 1.
Gambar 1. Model Fully Convolutional Neural Network |
Model CNN ini
terdiri dari enam lapisan konvolusi, lima polling
layers, lima ReLu layers dan
sebuah softmax layer untuk lapisan
output. Lapisan pertama terdiri dari convolutional layers dengan ukuran 15 x
15 8 stride 3 x 3 diikuti dengan sebuah
ReLu layer dan max-pooling 2x2. Kemdian pada lapisan kedua convolutional layers memiliki dimensi 7 x 7 x 16 yang juga diikuti
dengan ReLU dan max-pooling dengan ukuran 2x2. Pada lapisan ketiga, convolutional layers memiliki dimensi
5x5x32 diikuti dengan sebuah ReLU layer dan pada lapisan keempat convolutional layers memiliki dimensi
3x3x32 yang diikuti dengan sebuah ReLU layer dan max-pooling layer dengan
ukuran 2x2. Pada lapisan kelima, convolutional layers memiliki dimensi
3x3x64 diikuti dengan sebuah max-pooling layer, ReLU layer dan max-pooling
lagi. Pada lapisan terakhir, convolutional layers memiliki dimensi
8x14x3 diikuti dengan sebuah softmax layer
dan output layer.
D. Hasil
Hasil dari
penelitian ini adalah sebuah model CNN yang kemudian disebut Fully Convolutional Neural Network. Model dalam penelitian ini dapat
melakukan klasifikasi diabetic
retinopathy dengan tingkat akurasi
91,66 %. Berikut adalah perbandingan
akurasi model Fully Convolutional Neural
Network
dengan metode lain.
mantap kak
ReplyDeleteWebsite paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.net
arena-domino.org
100% Memuaskan ^-^