Minuman kemasan.
Siapasih yang tidak doyan minuman kemasan. Sirup dan susu adalah contoh minuman
kemasan yang sangat familiar dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada pengolahan
minuman tersebut terdapat proses yang disebut pasteurisasi. Apa itu
pasteurisasi? Pasteurisasi merupakan suatu perlakukan terhadap cairan dalam hal
ini minuman yang bertujuan untuk memperlambat perkembangbiakan mikroba atau
bakteri di cairan tersebut.
Teknologi
pasteurisasi yang banyak digunakan sekarang adalah pasteurisasi thermal. Pada
pasteursisasi thermal, minuman yang akan dipanaskan pada suhu tertentu
dan dalam waktu yang cukup sehingga cukup untuk membunuh bakteri yang terdapat
pada minuman tersebut. Namun, Teknik pasteurisasi seperti ini dapat merusak
kualitas dari minuman, baik secara fisik maupun kimia.
Melihat
masalah tersebut, beberapa peneliti mencoba untuk mencari teknologi pasteurisasi nonthermal
yang aman bagi kandungan nutrisi pada minuman, namun dapat membunuh bakteri dan
mikroba yang terkandung pada minuman tersebut. Sejauh ini terdapat dua metode
yang dapat menggantikan metode pemanasan sebagai metode pasteurisasi yaitu,
High Hydrostatic Pressure (HPP) dan Pulsed Electric Field (PEF). Pada artikel ini saya akan membahas jauh
tentang PEF, namun sebelum itu saya mau cerita sedikti tentang HPP.
HPP
atau High Hydrostatic Pressure merupakan metode pembunuhan bakteri
dengan memanfaatkan tekanan
hidrostatik. Pada aplikasinya, produk ditempatkan dalam sebuah pouch
atau botol plastik yang felksibel dan dimasukkan dalam sebuah ruang yang terisi
dengan pressure-transmitting (hydraulic) fluid. Hidrolik fluida yang
digunakan biasanya berupa air. Kemudian diberi tekanan tinggi menggunakan
sistem pompa. Biasanya berlangsung selama 3-5 menit. Dikarenakan tekanan
diberikan secara seragam dari segala arah maka bentuk produk tetap terjaga,
sekalipun pada tekanan yang ekstrim [1].
Hmm, jadi sekarang saya paham teknologi
yang digunakan pada “sate awet tanpa pengawet “ yang pernah saya makan di pemeran
teknologi tepat guna beberapa waktu lalu. Jadi ceritanya, pada pameran nasional
TTG di Bengkulu beberapa waktu lalu, saya dan someone, mampir di suatu stand,
kalau tidak salah dari jawa timur. Kami ditawari produk makanan yang mereka
bawa, sate ayam katanya, tapi tahan lama, sampai berbulan-bulan dan itu tanpa
bahan pengawet sama sekali, dijamin katanya. Saya penasaran juga, saya mau coba.
“Beli” kata mamang-mamangnya, 30 ribu . Luamayan mahal untuk satu posri sate
ayam. Berhubung saya penasaran dan seharian belum jajan, saya beli juga tu
wkwk. Enak, serius. Belum kepikiran tu teknologi apa yang digunakan sama mamang nya.
Setelah saya baca-baca dan saya ingat-ingat bentuk kemasannya. Saya yakin mereka
menggunakan , High Hydrostatic Pressure (HPP).
Teknologi
PEF adalah aplikasi medan pulsa listrik tegangan tinggi, biasanya 20-80
kV/cm atau 10-100 kV/cm ,pada bahan yang
ditempatkan di antara dua elektroda dengan waktu yang singkat. Perlakuan PEF
pada suhu kamar dan minim tekanan menyebabkan metode ini sangat baik untuk
pasteurisasi minuman yang kadar gizinya harus terjaga [2][3]. Bagaimana PEF dapat membunuh bakteri? Ketika terkena medan listrik yang
tinggi, membran sel pembusuk dan bakteri patogen mengembangkan pori-pori yang
menyebabkan hilangnya kandungan sel dan kematian sel. Mekanisme pembentukan
pori pada bakteri disebut elektroporasi yang
didasarkan pada gaya mechanical electro-compressive yang mempengaruhi membran sel. Oleh karena itu,
teknologi PEF tidak bergantung pada panas untuk inaktivasi bakteri sehingga
produk minuman dapat diolah pada suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan
pasteurisasi termal konvensional [1].
Aplikasi PEF pada Pasteurisasi Sirup Jeruk
Kalamansi
Jeruk
kalamansi (Citrusfortunela microcarpa) atau disebut juga calamondin atau
calamansi adalah tanaman dalam keluarga Rutaceae, yang telah dikembangkan dan
popular di seluruh Asia Tenggara, terutama Filipina. Di Bengkulu jeruk
kalamansi di olah menjadi sirup yang kemudian menjadi jajanan khas Bengkulu.
Selama ini, pelaku industry sirup kalamansi mengeluhkan bahwa hasil pasteurisasi
thermal yang mereka gunakan selama ini membuat kualitas sirup yang dihasilkan
rendah. Setelah dipanaskan, warna sirup menjadi pucat, aromanya menjadi tengik dan
rasanya tidak lagi segar [4].
Berangkat
dari keluhan pelaku industry tersebut, saya dan kedua rekan saya dari jursan
Ilmu Keguruan dan Pendidikan Kimia, Wike Saviolamei dan Bagus Ariyadi mengembangkan
mesin pasteurisasi yang dapat digunakan oleh pelaku industry sirup kalamansi di
Bengkulu. Dalam penelitian ini saya bertanggung
jawab atas pendesainan dan perakitan
mesin pasteurisasi, sedangakn kedua rekan saya bertanggun jawab pada pengujian
hasil pasteurisasi.
Hasil
pengujian yang kami lakukan, mesin pasteurisai buatan kami dapat menghasilkan
tegangan sebesar 20 Kv dengan tingkat kematian mikroba sebesar 99,99%. Dari
segi fisik, sirup yang dihasilakn sangat baik, aroma dan warna sirup tetap segar serta rasannya tidak lagi tengik. Gambar 1 menunjukan bentuk mesin pasteurisasi
yang kami buat.
Gambar 1 Mesin Pasteurisasi PEF |
Secara
garis besar, mesin pasteurisasi ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
pembangkit tengangan tinggi dan bagian wadah perlakuan. Komponen pada bagia
pembangkit terdiri dari power supply yang berfungsi mengubah tegangan AC
220 V menjadi DC 12 V. Kemudian Driver ZVS yang berfungsi untuk membangkitkan
listrik berfrekuensi tingga dan trafo flyback yang berfungsi membangkitkan tegangan
tinggi. Listrik tegangan tinggi tersebut
kemudian akan dilairkan ke dua batang elektroda pada wadah perlakuan.
Mesin
pasteurisasi ini sekarang telah digunakan oleh salah satu pelaku industri sirup
kalamnsi di Bengkulu. Saya dan tim juga alhmdulillah telah mendapatkan penghargaan
dalam agenda Pekan lmiah Kima (PIK) yang diselanggarakan oleh HIMAMIA UNIB
melalui alat ini. Selanjutnya alat ini akan terus dikembangkan sehingga dapat
diaplikasikan di berbagai jenis minuman.
|
[2] [USFDA] United State Food Drug Administration., 2000. Kinetics of microbial
inactivation for alternative food processing technologies pulsed electric
fields. Center for food safety and applied nutrition.
[3] Gauri M. 2009. Non-thermal food processing with pulsed electric field
technology. Food safety series.
[4] Junaidi, A., 2011. Pengembangan produk unggulan jeruk kalamansi kota
Bengkulu dengan pendekatan Ovop. Jurnal INFOKOP. 19(1) : 163- 183
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
ReplyDeleteSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif :
arena-domino.net
arena-domino.org
100% Memuaskan ^-^